travelling vs backpacking



Mengintip kata backpacking dan  travelling yang selama ini saya ulak ulik dan mencari tahu intinya, karena saya sangat terobsesi dengan kegiatan yang bernama travelling dan backpacking. .
Kemarin saya habis baca buku  the journey, yang isinya tentang perjalanan 12 pengarang buku yang diterbitin di gagasmedia, seperti aditya mulya, raditya dika, ferdiriva hamzah, dll.
Dalam buku  ini ada 12 cerita, tentang pengalaman, ulasan dan beberapa pesan moral ketika kita sedang dalam keadaan travelling.
Ada beberapa cerita yang cukup menarik dan beberapa kali saya fikir ceritanya seperti membuka fikiran saya tentang persepsi saya mengenai travelling dan backpacking.

Saya sekarang mempunyai persepsi antara backpacking dan travelling adalah hal yang beda satu sama lain, dan  satu hal lagi saya sadar akan  travelling dan backpacking bahwa kedua hal tersebut lebih baik dijadikan hobby / pasion namun bukan dijadikan sebuah profesi.

Saya sadar bahwa travelling dan backpacikng beda dari segi bagaimana orang melakukan perjalannannya, bagi saya travelling hanyalah jalan-jalan yang memang pada dasarnya hanya sekedar jalan-jalan, manikmati dunia dengan penuh rasa damai dan jauh dari rasa kepenatan, lelah, dan petualangan, travelling secara kasar bisa dibilang sebagai tamasya, yang pergi hanya untuk menikmati pemandangan, foto-foto, makan-makan, belanja, dan sehabis itu pulang dengan damai.
Sedangkan backpacking bagi saya lebih condong ke passion, tidak hanya sekedar berlibur, tidak hanya sekedar menghambur-hamburkan uang, tidak hanya sekedar makan dan tamasya, tapi di dalam backpacking terselip hal-hal yang lebih dari sekedar travelling.

Mari kita bedakan semuanya dimulai hal-hal kecil antara traveller dengan seorang backpaker.
pertama, kadang para traveler hanya berpergian ketika mereka punya uang dan ketika mereka dapet tugas dari sebuah perusahaan atau tempat dimana mereka bekerja guna untuk memenuhi undangan/tugas di luar kota atau luar negeri, memang sih banyak untungnya, yaitu semua budget yang harus ditanggung sendiri ditangung oleh perusahaan yang menopang perjalanan dia, tapi satu hal  perjalanan yang mereka lakukan pada dasarnya bukan adalah tugas dan mereka travel bukan sekedar travel tapi sambil menunaikan tugas, yang terkadang juga jadwalnya sibuk, sehingga travel yang mereka inginkan tidak sepuas yang mereka harapkan.

Kedua, traveler kadang hanya sekedar tamasya serba mewah, serba terpenuhi dan serba terpasok kebutuhan mereka tentang segala kebutuhan yang mereka butuhkan ketika dalam perjalanan, dimulai dari segi transportasi, mereka para traveler kebanyakan terlewat nyaman, disediakan karena banyak uang, segi konsumsi mereka para traveler tidak akan pulang dengan kelaparan karena ya itu tadi banyak uang, dan segala halnya.

Nah yang beda dari backpacker para traveler menurut saya tidak terlalu berbaur dengan penduduk setempat ketika mereka melakukan perjalanan, misalnya para backpacker untuk menacapai suatu tempat kadang naik truk para penduduk setempat, lah kalau traveler mana mau mereka begitu, mungkin kalau diibaratkan traveler setingkat lebih tinggi derajatnya dari seorang backpacker, tapi tapi tapi, para traveler biasa begitu datang, makan, tidur, liat pemadangan, foto-foto, beli oleh-oleh, ngangguk-ngangguk liat hal yang aneh, pelajari sebentar, dan mereka pulang lagi dengan damai ke tempat asal.  

Sementara itu backpacker lebih tangguh dari seorang traveler, baiasany backpacker adalah seorang petualang, pecinta alam, dan benar-benar tukang jalan-jalan. Mereka berangkat jalan-jalan bukan hanya sekedar tamasya dan jalan-jalan tapi mereka mencari pengalaman, belajar bersama dengan apa yang mereka temukan, dan biasanya seorang backpacker sejati ada uang atau tidak ada uang bukan merupakan masalah yang berati bagi mereka karena bagaimanapun backpacker bukan hanya sekedar liburan tapi jalan hidup mereka, kebanyakan backapacker adalah adalah orang-orang yang berani nyoba berbagai hal, ingin tahu banyak hal, dan sedikit agak nekat.
Seorang backpacker ngga akan segan-segan pergi ke suatu tempat dengan keadaan apapun yang melanda mereka, seperti misalanya, mereka pasti berani bepergian ke suatu tempat dengan sendirian, pake kereta ekonomi/bis ekonomi baik siang ataupun malam, dengan duit pas, dan ke tempat yang ngga ada sinyal sekalipun.
Seorang backpacker selalu siap menghadapai keadaan apapun dalam perjalanan mereka biasanya mengandalkan seluruh ilmu yang mereka miliki ketimbang uang yang mereka punyai.

Nah bagi anda, apakah anda termasuk seorang traveller atau backpacker ????

Komentar

Unknown mengatakan…
backpacker tetep butuh duit y vc..hahahhha..meskipun bisa lebih dikit dibanding traveller karena modal nekat yang lebih..hahhahaa..
Unknown mengatakan…
Hi Fit...
Dari tulisan kamu, aku melihat bahwa kamu adalah "backpacker" ya?
Jika benar, itu terlihat jelas bagaimana kamu menyudutkan "traveller" dalam deskripsi kamu dan perbandingan-perbandingan kamu antara backpacker dan traveller.

Kalau menurutku sih bukan traveller sederajad lebih tinggi dari backpacker ya. Menurutku keduanya hanyalah perbedaan cara dalam mengunjungi sebuah tempat wisata. Bisa saja orang yang memiliki uang banyak, namun mereka berwisata dengan konsp backpack. Dan menurutku, traveller pun tidak hanya sekedar "mencari kedamaian" semata. (foto-foto trus pulang). Mereka juga tentu memperhitungkan itinerary juga. Yaa...emang ada sih yang seperti itu.hehe

Salam kenal
Unknown mengatakan…
Thanks infonya, kirain backpacker traveling itu sama ternyata mereka berbeda ya, kalau saya sendiri lebih senang backpackeran sayangnya sulit mencari partner jalan yang satu pandangan,
Unknown mengatakan…
Brarti saya ga termasuk dong...
Saya Rider...
Unknown mengatakan…
Selamat Siang,

Saya sedangg blogwalking dan menemukan blog anda. Ah saya sudah membaca buku Journey itu!
Saya Soraya dari http://serumah.com.
Saat ini trend berbagi ruangan/roomsharing sangat gencar. Kami berinisiatif untuk membuat situs pencari teman sekamar agar orang-orang yang ingin menyewa rumah dapat berbagi tempat tinggal dan mengurangi biaya pengeluaran untuk tempat tinggal. Berawal dari ide tersebut, website serumah.com diluncurkan sejak awal tahun 2016.

Saat ini saya membutuhkan bantuan anda untuk memberikan review mengenai serumah.com di situs blog anda. Kami sangat menghargai jika Anda bersedia untuk memberikan review terhadap website kami dan menerbitkan di blog anda.

Mohon hubungi saya jika ada pertanyaan lebih lanjut. Saya ucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatannya.

Soraya F.
Cataga Ltd.
soraya.serumah@gmail.com
http://serumah.com/

Postingan populer dari blog ini

Jodoh

Review Titik Nol : Sebuah Narasi dan Kritik untuk Dunia Turisme