fragmen

Fragmen 1 : Diantaranya

2004 silam

* * *

di antaranya
aku menunggunya
di keangkuhanya
aku tertaklukannya
di ambang kebusukannya 
aku ingin mengobatinya
di antaranya . . 
aku mengeluhkannya
merisaukannya
menyebut namanya . .

* * *


Sebut saja saya vey,, saya tergila-gila sangat tergila-gila kepada seorang lelaki namanya yusuf,, dan saya jelas tak punya alasan tentang mengapa saya menggilai yusuf, ya dia seseorang yang saya gilai namun dia menggilai orang lain yaitu teman saya sendiri Disa. Saya menggilai Yusuf karena dia menggilai Disa,, saya melihat Yusuf dari kejauhan betapa dia sangat mengejar-ngejar dan berharap diterima rasa cinta nya oleh Disa, dan entah mengapa hal itu menjadikan saya tertarik untuk mendekati dan menyukai yusuf, padahal saya tahu yusuf sedang mencintai orang lain, cinta tak butuh alasan!

Setiap hari saya ingin melihat yusuf, setiap hari saya menulis tentang yusuf, setiap bertemu dia hati saya mendesir-desir entah mengapa saya juga tidak tahu.
Setiap hari saya mencari kesempatan untuk melihat yusuf dari kejauhan tanpa berharap lebih dia melihat balik siapa yang sedang melihatnya,,

Suatu saat saya memberanikan diri untuk mengirimi yusuf surat, dengan bahasa bagaikan orang mengajak berteman, dia membalas surat saya, yang setiap suratnya dia bercerita tentang rasa cintanya terhadap Disa, yang setiap suratnya dia bercerita tentang keluh kesahnya, namun walaupun begitu saya tetap bahagia, karena surat saya di balas oleh dia, begitu sederhana.
Saling surat menyurat namun tak tahu wajah dan nama, karena saya menyuratinya dengan nama samaran, suatu saat setelah satu bulan saling surat-menyurat saya memberanikan diri untuk langsung bertemu denganya,, ya siang itu dengan di antar teman saya, saya menatap langsung wajahnya, dan dia menatap langsung wajah saya, ada rasa ragu yang menggumul dalam dasar hati saya kala itu.

Ke esokan harinya saya menunggu surat balasan dari yusuf, dua hari tiga hari empat bahkan sampai beberapa bulan setelah bertemu itu, surat saya tak pernah dia balas kembali, gelisah, gelisah setiap hari, demi menunggu sebuah surat dari dia, ternyata surat saya tak di balas kembali.
Hari-hari saya berasa kosong, kosong dan gelisah, saya hanya bisa menulis isi hati saya di buku harian dan mengemas surat-surat yang pernah datang dari dia, saya kumpulkan, saya baca berulang-ulang, dan saya simpan bersama tulisan saya yang setiap hari ditulis tentang dia, ada satu hal yang selalu tersirat, salah apa saya sampai dia tak mau lagi membalas surat dari saya??.

Setelah beberarapa bulan setelah itu, terdengar kabar dia mendekati seorang teman saya yang lain Fika, dia menyuratinya, dia mendekatinya, dia meminta Fika menjadi pacarnya, dan Fika meng iya kan nya. Di balik itu Fika setiap hari bercerita semuanya tentang lelaki itu pada saya, saya berpura-pura ceria, dan saya berpura-pura bahagia, namun di dalam hati kecil saya terdiam dan bertanya-tanya. Suatu hari Fika bercerita, teman saya diajak kencan, Fika menunggu Yusuf di tempat mereka janjian akan bertemu, tapi ternyata Yusuf tak datang, Yusuf yang mengajak kencan tapi yusuf yang tak datang, dalam hati saya, saya sungguh merasa bahagia, meskipun Fika dalam keadaan sedih tapi sungguh saya bahagia, entah.
Yusuf tak datang memberikan saya sedikit rasa senang, dan pada saat itu saya mengartikan Yusuf tak se cinta itu kepada Fika.
Satu tahun berselang pekerjaan saya setiap hari hanya menulis nama d yusuf dalam buku harian saya, meskipun yusuf telah pindah dari lingkungan saya yang sekarang, tapi tetap yang saya ingat dalam otak saya hanya Yusuf, yusuf dan yusuf,, buku harian saya setiap hari bercerita tentang dia, tentang rasa cinta saya pada yusuf, dan tentang rasa yang terus membumbung setiap hari pada yusuf, puisi – puisi indah selalu tercipta dari tulisan saya hanya untuk yusuf.

Suatu hari saya dengan sahabat saya Ica bercerita tentang laki-laki yang kita cintai masing-masing, Ica mencitai Andi dan saya mencintai yusuf, kita selalu membicarakan keduanya, karena nasib kita sama, lelaki yang kita cintai tak tahu bahwa kita mencintainya.
Ica selalu bilang “Vey seandainya kita berdua meninggal, ada teman-teman kita yang masih bisa menyampaikan bahwa kita mencintai Andi dan Yusuf, tapi seandainya mereka meninggal siapa yang akan nyampaein rasa cinta kita ke mereka? Malaikat? Ga mungkin!, kayanya kita harus ngungkapin ini semua “
Saya terdiam dan berfikir lama, setiap hari kita menimbang-nimbang untuk mengungkapkan rasa ini atau tidak, karena tak bisa dipungkiri kita perempuan, begitu pelik alasannya hanya kita seorang perempuan, namun akhirnya kita sepakat untuk sama-sama mengungkapkan perasaan kita masing-masing kepada lelaki yang kita cintai masing-masing.

Siang itu entah hari apa, tidak ada angin tidak ada badai tiba-tiba yusuf datang untuk menemui temen-temen saya, dia datang dari kota lain, karena memang dia sudah pindah ke luar kota, dia datang, mau bagaimana pun saya dan Ica telah setuju untuk saling mengungkapkan, akhirnya saya bertemu dengan dia, saya menatap wajahnya lekat-lekat, berbicara agak tersendat, dan meluncurlah kata-kata yang tak pernah saya rencanakan,
Saya   : “gimana, apa kabar suf sekarang?”
Yusuf  : “ baik, kamu gimana sekarang?”
Saya   : “baik suf, langsung aja suf, gue ketemu lu cuman pengen ngomong kalo, gue selama ini suka sama lu suf”
Yusuf   : ”sorry vey, gue udah punya cewe”’
Saya   : ”ngga apa-apa suf, lagian gue ngga peduli koq lu mau punya cewe apa ngga, gue cuman pengen  ngungkapin kalo gue suka sama lu, udah itu aja”
Yusuf   : “ makasih vey, udah suka sama gue ”
Saya    : “ gue juga makasih banget sama lu yusuf, udah bisa jadi cinta buat gue selama ini”
Yusuf   : “hmmmmmmmm, yaudah gue cabut dulu ya, temen-temen udah pada nungguin”
Saya    :  “ok”

Percakapan singkat yang entah mengena buat Yusuf atau tidak, namun yang jelas setelah itu saya bisa melupakan yusuf secara perlahan-lahan, tanpa tergila-gila lebih jauh tentang dia
saya pulang dianatar gontai dan kosong.

Fragmen 2 : Tersalahkan


"Bila rasa ini harus ku buang, jawab mengapakah harus ku buang???"

Radit     : " vey gue ngga mau sahabat jadi cinta, gua ngga mau ternyata lu cinta sama gue, gue ngerasa gimana aja gitu, ngerasa ga ada aja dalam hidup gue sahabat jadi cinta, sahabat ya sahabat, ngga harus ngearasain cinta "

Vey         : " ya gue ngerti dit, gue cukup ngerti koq"

Radit     :  "gue tadi syok baca sms lu, pikiran gue ke sana, gue ampe pucet bacanya, gue takut lu cinta sama gue"

Vey     : " haha, iya gue ngerti koq, lagian ngga mungkin kali, dit dengerin gue ye, sekarang lu kepikiran kaya gitu, apa lu ngga pernah mikir, bahwa gue juga pernah kepikiran apa yang lu pikirin, kaya misalnya lu ngerasa gue sama lu, dan gue juga pernah berpikir hal yang sama kaya ngerasa lu juga cinta sama gue"

Radit    : “iya sih, makanya vey kalo misalnya lu ngerasain hal itu, hapus rasa itu secepet mungkin, dan kalo misalnya lu ngerasa gue cinta sama lu, jangan di inget-inget, pokoknya bener-bener harus di ilangin semua pikiran tentang hal itu”

Vey      : " lagian dit, gue ngga akan nyangka gimana coba, sedangkan sikap lu ke gue dulu kaya gimana"

Radit sahabat saya, dia mempunyai pacar, tapi entah mengapa dia memperhatikan dua orangl memperdulikan dua orang. dan tak bisa memilih keduanya, entah dengan mencintai,, dan salah satunya itu adalah saya, ya vey. . 


Fragmen 3 :   Rehat


2009

* * *
saya minta pada tuhan, mudahkan semuanya
beri saya harapan
beri saya seseorang
yang bisa membuat hati saya kelu dan bahagia
yang bisa meyakinkan saya semuanya akan baik-baik saja
dan saya tak pernah dan tak akan pernah merasa kehilangan dia
dan bisa membuat saya nyaman
jangan pernah buat saya jera untuk jatuh cinta kembali
saya mohon

* * *

Fragmen 4 : berharap - harap


hidup saya banyak berubah sekarang, semenjak bertemu dengan dia, satu sosok laki-laki yang bisa membuat saya yakin kalau hari-hari yang saya jalani akan baik-baik saja. Dia datang perlahan memperbaiki sudut - sudut hati saya, dia datang perlahan menjadi apa yang saya butuhkan, dia datang menjadi penawar segala resah.
Dia sampai saat ini selalu meciptakan letupan-letupan bahagia kecil yang sederhana dalam hati saya, bahkan hanya memandanginya diapun saya merasa letupan kecil bahagia selalu saya rasakan.
Hidup saya banyak berubah setelah bertemu dia.

* * *

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tentang dea..

Pada Suatu Hari

tentang nonon . .