mengisi malam

malam ini saya membuka foto-foto lama saya ketika saya kuliah di purwokerto,, it's always very nice to remember that memory,,, ngga tau kenapa ketika saya membuka foto-foto itu, ada celah dalam hati saya yang terasa kadang sedih, kadang merasa polos, kadang juga datar dan kadang bahagia,,, entah kenapa ada rasa istimewa tersendiri hidup di purwokerto, jujur saya sangat terkesan dengan kotanya, meskipun kota kecil tetap purwokerto adalah kota yang livable. kota yang panas tetapi teduh di hati, kota yang sepi tetapi nyaman untuk ditempati. Entah berapa kali saya selalu bercerita ke orang-orang yang tak pernah berkunjung ke purwokerto, menceritakan bahwa purwokerto adalah kota yang tenang di mata saya. 
kau tahu, siang kau lewatkan dengan bersantai di taman-taman publik yang ada dengan bercengkarama bersama teman-teman lainnya, malamnya kau bisa menikmati kerumunan keluarga-keluarga yang berbahagia di alun-alun kota sambil menikmati malam yang beralaskan rumput, mereka bersandar dan duduk santai lesehan di atas rumput, sampai lupa malam telah larut, jalanan lengang dan sepi tetapi kota purwokerto tetap seperti rumah kita sendiri, merasa aman di luar rumah sekalipun, mahasiswa-mahasiswa lainnya yang bergerumul bersama teman-teman mereka melanjutkan bercengkrama dengan segelas wedang jahe di trotoar-trotoar kota, mereka minum kopi diangkringan dan saling ejek, saling curhat, saling mengeluh, saling senda gurau sampai pagi. Paginya orang keluar rumah dengan rasa damai, dengan sekedar membeli bubur ayam, atau membeli kue tradisional setemempat, apalagi dengan teman hati. 
Bagi saya hidup di purwokerto adalah unlimited time, karena malam atau siang tak ada bedanya, nyaman untuk berinteraksi, itu lah mengapa saya sebut purwoketo sebagai kota livable. 
ruang publik masih bergerak disana, masih difasilitasi dan dijaga dengan asri. 
entah 2 tahun ato 5 tahun lagi, semoga tidak banyak kaum urban yang merubahnya. 
saya selalu rindu ritme hidupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jodoh

travelling vs backpacking

Review Titik Nol : Sebuah Narasi dan Kritik untuk Dunia Turisme