Mengintip kata backpacking dan travelling yang selama ini saya ulak ulik dan mencari tahu intinya, karena saya sangat terobsesi dengan kegiatan yang bernama travelling dan backpacking. . Kemarin saya habis baca buku the journey, yang isinya tentang perjalanan 12 pengarang buku yang diterbitin di gagasmedia, seperti aditya mulya, raditya dika, ferdiriva hamzah, dll. Dalam buku ini ada 12 cerita, tentang pengalaman, ulasan dan beberapa pesan moral ketika kita sedang dalam keadaan travelling. Ada beberapa cerita yang cukup menarik dan beberapa kali saya fikir ceritanya seperti membuka fikiran saya tentang persepsi saya mengenai travelling dan backpacking. Saya sekarang mempunyai persepsi antara backpacking dan travelling adalah hal yang beda satu sama lain, dan satu hal lagi saya sadar akan travelling dan backpacking bahwa kedua hal tersebut lebih baik dijadikan hobby / pasion namun bukan dijadikan sebuah profesi. Saya sadar bahwa travelling ...
Pada suatu hari, hari yang terik, kita berdua berjalan dari kampus menuju kosn tempatku tinggal lama selama masa kuliah, kita tak pernah bermimpi untuk mendapatkan ini itu terlalu dini. Di jaman kuliah dulu, di daerah Purwokerto jalan kaki adalah sebuah hal yang dianggap malu, karena di sana angkot jarang sekali, ada namun keberadaannya sangat jarang, mungkin bisa di hitung angkot lewat 20 menit sekali. Kenapa memalukan karena menandakan kita tidak bisa mengendarai motor atau kita tidak bisa membeli motor. Saya baik-baik saja dengan keadaan tersebut karena perempuan, entah dengan seorang laki-laki di pinggir saya. Tapi sejauh ini, dengan ketiadaan motor pada kehidupan kita tidak banyak mempengaruhi rasa keinginan saya untuk tetap berjalan dengan dia. Meskipun saya pernah berandai-andai, seandainya diantara kita ada yang punya motor kita akan mudah dan murah untuk berjalan-jalan kesana-kemari, tetapi nyatanya pun ketiadaan motor bagi kita tidak menyurutkan kita untuk j...
Saya dilamar oleh seorang lelaki pada Februari kemarin, memang betul tak ada kata-kata yang terlontar dari saya ketika saya ditanya apakah saya betul-betul ingin bersama dia, saya hanya tersenyum menanggapi pertanyaan itu, dan saya sekarang mengerti apa arti tersenyum simpul seorang perempuan ketika pada saat prosesi lamaran, yang menandakan dia menerima ingin hidup bersama. Dulu ketika saya masih belum merasakan apa itu pacaran, saya sangat menentang tentang persepsi dimana tanda seorang perempuan menyetujui mau untuk dilamar adalah dengan tersenyum ketika ditanya, karena tidak setiap perempuan menerima lamaran, dan tidak setiap senyuman berati setuju, butuh ketegasan berupa perkataan yang menandakan dia betul betul menerima lelaki yang melamarnya, bagi saya dulu senyuman ketika di lamar bukan sebuah tanda tapi sebuah penghormatan pada lelaki yang melamar. Tetapi sekarang baru saya rasakan arti senyuman simpul itu. Bahwa ternyata memang tak ada kata yang setara d...
Komentar